
KOGANA Divisi Emisi Karbon dan Sampah Plastik, Roni Jambak
SUPREMASI.id ~ Aksi Bersih Sampah Plastik Pemerintah Kota Medan (Pemko Medan) tak cukup dilaksanakan setahun sekali dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup yang jatuh pada setiap 5 Juni hari ini alangkah lebih baiknya dilaksanakan sekali dalam sebulan. Langkah tersebut dalam mengurangi produksi sampah plastik terutama di saluran air secara cepat. Demikian harapan Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) Divisi Emisi Karbon dan Sampah Plastik, Roni Jambak, Kamis (5/6/2025).
“ Saya berharap kepada Pemko Medan tak cukup melaksanakan aksi bersih sampah plastik di saat saat memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada hari ini. Karena sampah plastik seperti kantongan plastik dan kemasan makananan ringan hingga kemasan minuman jajanan anak – anak yang terbuat dari plastik dapat memperburuk estetika kota, dan bukan hanya itu ketika sampah plastik yang tertumpuk ke saluran air dapat mengurangi lalu lintas arus saluran air ketika hujan deras,” katanya.
Gotong Royong Lingkungan Setiap Sebulan Sekali
Mengenang suasana gotong – royong era tahun 80 an hingga 90 an saat saya masih sekolah dasar. Kala itu, di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat, saya melihat sepotong surat yang diantar oleh kepala lingkungan dari rumah ke rumah. Surat tersebut berisi himbaun gotong royong bulanan. Warga menyambut baik himbauan, saya mendengar kegembiraan itu dari orang tua saya sendiri, beliau menyambut baik karena selain menjaga lingkungan tetap bersih tetapi dapat juga menjalin silaturahim antar warga sekitar lingkungan. Demi mengurangi sampah plastik tidak semata – mata bersifat seremonial Hari Lingkungan Hidup, mungkin Pemko Medan dapat mengulang kembali kegiatan gotong royong bulanan yang pernah ada di Kota Medan di masa itu.
Wing’s dan Danone Dicap “Raja” Sampah Plastik
Organisasi peduli lingkungan, Sungai Watch melakukan audit merek sampah plastik terhadap kegiatan perusahaan-perusahaan terbesar. Sungai Watch telah menyoroti sebanyak 623.021 merek item kemasan individual. Lebih dari 1.500 merek, 47% di antaranya ada 10 perusahaan penyumbang sampah plastik terbesar. Seperti Wings, Danone hingga Unilever.
Lokasi audit dilakukan dari sungai, tempat pembuangan terbuka, hutan bakau, sawah dan pantai. 43% dari 3 fasilitas pengoperasian dilakukan di Banyuwangi, sementara 57% dari 5 fasilitas dilakukan pengoperasian di Bali.
“Audit tahunan terbesar kami hingga saat ini menyediakan data penting guna mendorong intervensi kebijakan mendesak, termasuk Extended Producer Responsibility (EPR) serta stratego pengurangan plastik,”dalam keterangan tertulis Sungai Watch.
Laporan tahunan Sungai Watch 2024 mengungkap data mencengangkan: hanya 10 perusahaan yang bertanggung jawab atas 47% total sampah plastik bermerek di sungai, hutan bakau, pantai, dan tempat pembuangan terbuka di Indonesia. Audit yang mencakup lebih dari 623.000 kemasan plastik ini membuktikan satu hal: krisis plastik adalah hasil keputusan bisnis, bukan kebetulan.
Dan untuk pertama kalinya dalam empat tahun, posisi nomor satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia diambil alih oleh WINGS Group, menggusur posisi langganan lama, Danone-Aqua.(*)