
Ilustrasi (Supremasi.id)
Oleh: Roni Jambak
Sekadar bernostalgia dari pengamatan beberapa dekade yang lalu. Jika kita pernah bermukim sekitar Jalan Prof HM Yamin Kecamatan Medan Perjuangan, maka setiap pagi dan sore tampak serbuan ribuan komuter bersepeda dari arah Jalan Letda Sudjono, Tembung, Percut Sei Tuan dan Batangkuis menuju Medan tanpa diiringi deru mesin serta asap knalpot seperti sekarang.
Kini para komuter itu tak lagi mengayuh sepedanya, melainkan didominasi naik sepeda motor. Pertumbuhan komuter semakin sengit seiring bertambahnya jumlah penduduk, apalagi beberapa warga Medan memilih pindah ke Deli Serdang walaupun lokasi mereka bekerja masih di Medan.
Dampaknya, serbuan komuter tak hanya ditemui di sepanjang Jalan HM Yamin seperti dulu, namun terdapat juga dari arah Timur lainnya, di antaranya dari arah Jalan Meteorologi menuju Jalan Bhayangkara Kecamatan Medan Tembung, kemudian dari arah Desa Sampali menuju Jalan Cemara selanjutnya ke Jalan Krakatau Kecamatan Medan Timur.
Selain itu, tampak juga serbuan komuter dari arah Utara Hamparan Perak menuju Jalan Veteran dilanjutkan ke arah Jalan Kolonel Yos Sudarso Kecamatan Medan Timur ataupun ke arah Jalan Karya Kecamatan Medan Barat hingga menuju ke Jalan Gatot Subroto Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan Helvetia.
Tak ketinggalan komuter dari arah Selatan atau dari arah Deli Tua menuju Jalan Brigjen Katamso sampai ke Jalan Pemuda Kecamatan Medan Maimun.
Suasana hening tanpa asap serta deru knalpot dapat terulang kembali jika komuter telah beralih menggunakan alat transportasi yang hampir sama kecepatannya dengan sepeda motor yaitu sepeda listrik atau motor listrik. Selain itu, dengan menggunakan alat transportasi berbasis listrik maka komuter telah berkontrubusi terhadap pengurangan emisi CO2.
Penulis adalah Anggota KOGANA Divisi Emisi Karbon & Sampah Plastik